Allah menyatakan di dalam Al-Qur’an bahwa Dia membiarkan orang tersesat:
Apakah engkau tahu tentang orang yang “mempertuhan” hawa nafsunya? Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Tuhan sudah mengetahui, bahwa orang itu meskipun diberi keterangan apapun, namun mereka tidak juga akan beriman, sedangkan Dia telah mengunci erat pendengaran dan hatinya, serta menutup penglihatannya. Siapakah yang dapat menunjukinya, kalau Allah sudah membiarkannya sesat? Apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran dari padanya? (Al-Jastiyah:23)
Ayat lain menjelaskan bahwa fitnah menyesatkan orang yang tidak hati-hati:
Kelak engkau akan melihat, dan orang-orang yang mendustaimupun akan menyaksikan, siapa yang gila di antara kalian. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya, dan lebih mengetahui pula orang-orang yang diberi pimpinan. (Al-Qalam:5-7 )
Dalam surat Al-Baqarah ayat 191 dan 217, Allah menyatakan bahwa “fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Untuk memahami fitnah sebagai suatu kejahatan, ada baiknya kita ketahui dulu betapa jahatnya pembunuhan. Sikap positif yang seseorang ambil ketika terjadi fitnah adalah cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Fitnah adalah jalan yang dengan jalan itu orang beriman menunjukkan ketekunan dan komitmen mereka untuk mencapai kematangan. (1)
Apa yang kita harapkan dari memfitnah orang? Apa yang bakalan kita dapat dari memfitnah orang? Bukankah sebagai manusia yang beragama satu-satunuya jalan mendapatkan kebenaran adalah dengan meminta petunjuk pada-Nya? Bukan dengan cara memfitnah atau bahkan dengan cara yang lebih tidak masuk akal dari itu. Pertanyaan saya yang paling mendasar adalah, ketika mengetahui ada yang tidak benar dengan diri sendiri atau orang yang kita sayangi, atau dengan orang yang ada disekeliling kita, bukankah langkah pertama yang harus kita lakukan adalah berprasangka baik dulu? Setelah itu alangkah lebih baiknya lagi berbicara pada diri sendiri jika masalahnya pada diri sendiri, lalu kepada orang tersebut jika masalahnya pada orang tersebut? Jika terjadi masalah diantara sebuah hubungan baik itu hubungan dalam berteman, pacaran atau bahkan berumahtangga, bukankah komunikasi adalah penting?? Jika itu tidak berjalan, berarti masalah ada pada diri sendiri bukan pada orang lain yang bahkan tidak tau masalahnya apa. Berkacalah.. bagi beberapa orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang ada masalah, lupa akan hal itu malah menujukan kata itu bagi orang lain.
Saya bukan ahlinya untuk berbicara tentang Al Quran, hukum dalam Islam, sebesar apakah dosa yang akan ditanggung seseorang, dan sebagainya. Saya juga bukan seorang yang ahli dibidang kejiwaan. Yang jelas, saya menghindari mencampuri urusan orang lain yang bukan hak saya, setiap saat saya berusaha untuk tidak menyinggung perasaan orang lain, apalagi memfitnah orang lain.. tapi jika ada seseorang yang tiba-tiba datang entah dari mana dan mau berbuat aneh dengan saya dan keluarga saya, saya tidak akan tinggal diam. Saya tidak akan berbuat hal yang sama dengan yang dia lakukan (kalau sama, berarti tidak ada bedanya dengan dia). Setidaknya saya bisa ikut berdoa.. Semoga Allah memberikan kekuatan padanya untuk menyelesaikan semua masalahnya, diberikan kesabaran dan terbuka pikirannya.. amin.